Budidaya Burung Puyuh di Indonesia ini banyak terdapat di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Yang menjadikan Burung Puyuh terkenal itu karena memiliki beberapa manfaat, di antaranya telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi yang tinggi dan tentunya rasa yang enak. Selain itu bulunya bisa digunakan sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya. Kemudian dari kotorannya sendiri sebagai pupuk kandang yang baik untuk tanaman.
Cara Budidaya Burung Puyuh di Indonesia
Sebelum membahas mengenai Cara Ternak Puyuh ini sebaiknya anda perlu ketahui jenis-jenisnya atau golongannya. adapun itu sebagaimana di bawah ini :
Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica
Sekarang yang menjadi poin penting dalam Ternak Burung Puyuh itu mengenai lokasi Budidayanya. Sebaiknya lokasi jauh dari keramaian, bahkan jauh dari pemukiman penduduk dan yang penting bebas dari wabah penyakit.
Budidaya Burung Puyuh ini sendiri terbagi ada beberapa dan teknis yang benar itu penyiapan sarana dan pra sarana, pemeliharaan atau perawatan, dan yang terakhir pemanenan. Adapun semua itu akan dijebarkan secara jelas sebagaimana dibawah ini:
A. Penyiapan Sarana & Pra Sarana
1. Kandang
Untuk kandang yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat celcius, Memiliki kelembaban 30-80 %. Penerangannya pada siang hari cukup 25-40 watt, malam hari 40-60 watt. Model kandangnya kandang sendiri bisa menggunakan sistem siller ( lantai sekam ) atau sistem sangkar ( batere ).
Ukuran kandang bisa bermacam-macam yang terpenting adalah pedoman per m2 itu bisa diisi 90-100 ekor anakan puyuh, setelah 10 hari 60 ekor/m2 sampai lepas masa anakan diisi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur. yang beda itu kandang pada umur 1 hari sampai 3 minggu sebaiknya dilengkapi alat pemanas.
2. Peralatan
Perlengkapan yang dibutuhkan sama halnya ketika Budidaya Burung lainnya. Perlatan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan.
3. Peyiapan Bibit
Pemilihan bibit sendiri di bagi menjadi 3 yaitu:
Untuk produksi telur konsumsi >> bibit yang dipilih jenis betina yang sehat dan bebas penyakit.
Untuk produksi daging puyuh >> sebaiknya pilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
Untuk pembibitan atau produksi telur tetas >> pilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat dan siap kawin.
B. Pemeliharaan atau Perawatan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang & vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.
2. Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yg kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
HAMA DAN PENYAKIT
Radang usus (Quail enteritis)
Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul pearadangan pada usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk–batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang
spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian:
- menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;
- pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
Berak putih (Pullorum)
Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu–bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:
- menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
- dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
Cacar Unggas (Fowl Pox)
Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin.
Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah.
Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi.
Quail Bronchitis
Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.
Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
Aspergillosis
Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
Cacingan
Penyebab: sanitasi yang buruk.
Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.
3. Pemberian Pakan dan minum
Pakan yang bisa diberikan terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pellet, remah-remah, dan tepung. Pemberian pakan puyuh anakan diberikan 2 kali sehari (pagi dan siang). Sedangkan puyuh remaja atau dewasa diberikan pakan hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh terus-menerus.
4. Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin bisa diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup) terdekat.
C. Pemanenan
Pada Usaha Ternak Puyuh ini yang menjadi hasil utama adalah telurnya. Itu bisa dipanen tiap hari selama proses produksi masih berlangsung. Dan ada hasil tambahannya berupa daging afkiran, bulu, kotorannya bisa di jual untuk di jadikan pupuk untuk tanaman.
Demikianlah Cara Budidaya Ternak Puyuh yang bisa saya sampaikan untuk anda. Saya kira ini bisa menjadi pilihan anda dalam usaha. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Budidaya Burung Puyuh di Indonesia ini banyak terdapat di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Yang menjadikan Burung Puyuh terkenal itu karena memiliki beberapa manfaat, di antaranya telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi yang tinggi dan tentunya rasa yang enak. Selain itu bulunya bisa digunakan sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya. Kemudian dari kotorannya sendiri sebagai pupuk kandang yang baik untuk tanaman.
Cara Budidaya Burung Puyuh di Indonesia
Sebelum membahas mengenai Cara Ternak Puyuh ini sebaiknya anda perlu ketahui jenis-jenisnya atau golongannya. adapun itu sebagaimana di bawah ini :
Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica
Sekarang yang menjadi poin penting dalam Ternak Burung Puyuh itu mengenai lokasi Budidayanya. Sebaiknya lokasi jauh dari keramaian, bahkan jauh dari pemukiman penduduk dan yang penting bebas dari wabah penyakit.
Budidaya Burung Puyuh ini sendiri terbagi ada beberapa dan teknis yang benar itu penyiapan sarana dan pra sarana, pemeliharaan atau perawatan, dan yang terakhir pemanenan. Adapun semua itu akan dijebarkan secara jelas sebagaimana dibawah ini:
A. Penyiapan Sarana & Pra Sarana
1. Kandang
Untuk kandang yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat celcius, Memiliki kelembaban 30-80 %. Penerangannya pada siang hari cukup 25-40 watt, malam hari 40-60 watt. Model kandangnya kandang sendiri bisa menggunakan sistem siller ( lantai sekam ) atau sistem sangkar ( batere ).
Ukuran kandang bisa bermacam-macam yang terpenting adalah pedoman per m2 itu bisa diisi 90-100 ekor anakan puyuh, setelah 10 hari 60 ekor/m2 sampai lepas masa anakan diisi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur. yang beda itu kandang pada umur 1 hari sampai 3 minggu sebaiknya dilengkapi alat pemanas.
2. Peralatan
Perlengkapan yang dibutuhkan sama halnya ketika Budidaya Burung lainnya. Perlatan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan.
3. Peyiapan Bibit
Pemilihan bibit sendiri di bagi menjadi 3 yaitu:
Untuk produksi telur konsumsi >> bibit yang dipilih jenis betina yang sehat dan bebas penyakit.
Untuk produksi daging puyuh >> sebaiknya pilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
Untuk pembibitan atau produksi telur tetas >> pilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat dan siap kawin.
B. Pemeliharaan atau Perawatan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang & vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.
2. Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yg kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
HAMA DAN PENYAKIT
Radang usus (Quail enteritis)
Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul pearadangan pada usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk–batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang
spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian:
- menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;
- pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
Berak putih (Pullorum)
Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu–bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:
- menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
- dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
Cacar Unggas (Fowl Pox)
Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin.
Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah.
Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi.
Quail Bronchitis
Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.
Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
Aspergillosis
Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
Cacingan
Penyebab: sanitasi yang buruk.
Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.
3. Pemberian Pakan dan minum
Pakan yang bisa diberikan terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pellet, remah-remah, dan tepung. Pemberian pakan puyuh anakan diberikan 2 kali sehari (pagi dan siang). Sedangkan puyuh remaja atau dewasa diberikan pakan hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh terus-menerus.
4. Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin bisa diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup) terdekat.
C. Pemanenan
Pada Usaha Ternak Puyuh ini yang menjadi hasil utama adalah telurnya. Itu bisa dipanen tiap hari selama proses produksi masih berlangsung. Dan ada hasil tambahannya berupa daging afkiran, bulu, kotorannya bisa di jual untuk di jadikan pupuk untuk tanaman.
Demikianlah Cara Budidaya Ternak Puyuh yang bisa saya sampaikan untuk anda. Saya kira ini bisa menjadi pilihan anda dalam usaha. Semoga bermanfaat dan terima kasih.